Acara yang diselenggarakan oleh Pengurus IKAIPI SUKA pada hari sabtu, tanggal 01 November 2014 di Taman Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Acara sarasehan atau trend-nya lebih dikenal dengan istilah Jagongan dimulai pada pukul 08.00 WIB. Mengawali acara dimulai dengan pembacaan Qalam Ilahi, kemudian disusul dengan menyanyikan lagu kebangsaan (Indonesia Raya) dan dilanjutkan dengan sambutan, baik dari ketua panitia (Ardian Kusuma, SIP) hingga ketua umum IKAIPI SUKA (Supriyadi, SIP). Dari isi sambutan dari kedua utusan tersebut dapat disimpulkan bahwa acara jagongan yang dengan tema yang diusung “Memai Kesuksesan dalam Keberagaman” dengan menghadirkan beberapa alumni (narasumber) yang memiliki berbagai bakat yang patut diapresiasi dan tentu saja mempunyai success story dibidang profesi masing-masing, seperti alumni yang berkarir dibidang yang sesuai dengan pendidikannya semasa studi (ilmu perpustakaan), ada juga alumni ilmu perpustakaan yang kemudian bergelut dibidang usaha supplier pada sektor peternakan, selain itu ada juga yang berprofesi selain jadi pustakawan, menjadi guru sekaligus menjadi designer dan kaligrafher. Selain itu ada juga yang menekuni bidang penyedia jasa informasi di internet yang atas kiprahnya tersebut banyak membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan informasi, (khususnya mahasiswa dalam memenuhi tugas kuliah mereka), baik lintas nasional hingga mancanegara. Pada acara tersebut juga dihadiri oleh Ketua Prodi Ilmu Perpustakaan yang juga bertindak sebagai salah satu narasumber. Tentu saja dari latar belakang pendidikan yang sama dengan bidang profesi yang berbeda merupakan sebuah keunikan tersendiri dan harapannya nantinya mampu memberikan pandangan serta wawasan yang bervariasi kepada generasi penerus (mahasiswa) agar nantinya ketika menyelesaikan studianya mampu memilih dan meniti karir yang berbeda-beda sesuai dengan bakat dan minatnya.
Acara jagongan ini diawali dengan pembacaan CV (biodadata ringkas) dari para narasumber, dengan dipandu oleh Moderator (Mukhlis,SIP), setalah itu dilanjutkan dengan pemaparan success story dari narasumber secara berurutan yang dimulai dari Bapak Hadi Pranoto, SIP (Pustakawan BPAD Yogyakarta). Oleh Bapak Hadi, dalam pemaparannya mengutarakan bahwa dalam berfrofesi sebagai pustakawan, kita dituntut untuk senantiasa melakukan perbaharuan keilmuan, mengingat perkembangan zaman, khususnya perkembangan teknologi informasi, sehingga tuntutan untuk terus belajar itulah tidak pernah berhenti, meskipun sudah masuk dalam ranah dunia kerja. Selain itu, oleh Bapak Hadi juga mengajak mahasiswa berdialog terkait dengan tujuan mereka (mahasiswa) kuliah, diantar pertanyaan tersebut adalah : mencari ilmu, mencari nilai, mencari teman atau mencari ijazah, dst. Dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada mahasiswa, banyak diantaranya yang tidak mamampu menjawab, mengingat pertanyaan tersebut menurut mereka semuanya merupakan kebutuhan. Pada akhir pemaparan tersebut, diambil benang merahnya bahwa dalam menuntut ilmu pada hakikatnya bukan semata-mata untuk mengejar nilai atau ijazah, namun sebenarnya terletak pada bagaimana kita betul-betul mencari jati keilmuan dalam artian bahwa kecendrungan atau ketertarikan kita dari berbagai mata kuliah yang digeluti selama kuliah yang paling dikuasai atau diminati, sehingga nantinya ketika lulus, kita sudah memiliki kompetensi atau spesialisasi pada satu bidang tertentu, meskipun yang lainnya tidak boleh diabaikan, karena semuanya memiliki keterkaitan dan saling mendukung satu sama lain.
Pemaparan yang kedua, disampaikan oleh Muh. Nursolikin, A.Md. beliau berprofesi selain menjadi pustakawan, menjadi guru sekaligus menjadi designer dan kaligrafher. Dalam pemaparaannya Bapak Solikin menyampaikan yang intinya bahwa dalam hal kebaikan, mencoba itu lebih baik daripada tidak pernah, takut untuk mencoba dapat melahirkan rasa penasaran yang berkepanjangan hingga berujung pada penyesalan. Memang hobbi beliau sewaktu kuliah adalah mengecat tembok, pernah juga bekerja sebagai pembantu yang mengecat rumah-rumah warga, sehingga terpikirkan oleh beliau bahwa ada baiknya belajar berkreasi, maka dimulailah melakukan kaligrafhi dan desain, hingga saat ini, beliau mampu membuktikannya, orderan kaligrafhi mulai berdatangan, selain itu beliau juga membuka kursus kaligrafhi dan desain. Pesan moral dari pemaparan beliau adalah tidak ada salahnya mencari pekerjaan tambahan kalau pekerjaan tersebut merupakan sebuah kegemaran bagi kita, dan bermanfat bagi orang lain, meski hal tersebut tidak diperoleh dari bangku kuliah dan itulah yang mampu membedakan antara kita dengan yang lainnya.
Pemaparan yang ketiga, disampaikan oleh Bapak Ari Suseno, dalam pemaparannya, beliau mencaritakan kisahnya sewaktu kecil yang sedikit memiliki kegemaran berbeda dengan anak-anak seusianya, beliau lebih senang mendengarkan radiao saat mengembala kambing, daripada bermail laying-layang atau kelereng. Dari kegemaran tersebut beliau kemudian berfikir bahwa menjadi seorang penyiar radio atau wartawan sepertinya menarik, bisa kemana-mana meliput berita kemudian menyiarkannya lewat radio. Dari kegemaran dimasa kecilnya itulah yang mengatarkannya hingga saat ini menjadi seorang penyedia jasa informasi di internet. Dari hobbi beliau membaca, menulis/mengetik hingga ng-blog. Berbagai konten informasi yang disajikan dalam website beliau, dari pengakuan mahasiswa yang hadir pada saat itu, website beliau merupakan website yang paling sering dikunjungi oleh mahasiswa dalam mencari materi untuk pembuatan tugas kuliah hingga mencari judul skripsi. Menjadi penyedia informasi merupakan pekerjaan yang baik, selain membantu ada proses pembelajaran yang lebih didalamnya, karena bagaimana kemampuan mencari dan mengolah informasi hingga bagaimana informasi tersebut dapat diperoleh orang yang membutuhkannya.
Pemaparan yang keempat, disampaikan oleh Bapak Sugeng Kurniawan, SIP. dalam pemaparannya, beliau menceritakan kisah hidupnya ketika masih menjadi mahasiswa yang memang senang menggeluti dunia bisnis, mulai dari jualan pulsa, tissue dan sebaganya. Beliau juga menceritakan bahwa untuk langkah awal dalam membangun jiwa pembisnis sebenarnya dimulai dari cara menawarkan produk kepada teman sendiri, itu merupakan sebuah proses. Kalau mau dibilang melenceng dari ilmu yang didapat di bangku kuliah, tidak serta merta bisa dikatakan demikian, kata beliau. Lebih lanjut dijelaskan bahwa masih ada yang bisa digunakan, missal pengalaman ketika melakukan presentasi di kelas, menjalani proses birokrasi kampus, negosiasi dengan teman atau dosen dan lain sebagainya itu hal yang paling utama yang digunakan dalam dunia bisnis, kalau dari segi kelilmuan memang iya, tapi dari segi teknis masih ada yang bisa digunakan. Dengan begitu beliau sadar bahwa menggeluti usaha diluar jalur keilmuan saja masih ada beberapa hal yang bisa digunakan, apalagi kalo kita menggeluti sebuah profesi yang betul-betul sesuai dengan keilmuan, maka alangkah ruginya jika tidak dimaksimalkan ilmu itu. Sehingga akhir pemaparan belaiu berpesan bahwa berkarir di luar disiplin kelimuan bukanlah hal yang mustahil, yang penting ada kemauan, kemampuan dan kesanggupan untuk melakukannya, maka lakukanlah karena kesempatan itu terjadi hanya sekali seperti halnya dengan hidup.
Pemaparan yang kelima, disampaikan oleh Ibu Sri Rohyanti Zulaikha. dalam pemaparannya, beliau menjelaskan bahwa sebagai seorang “IBU” (Kaprodi IP), secara pribadi merasa berbangga hati melihat prospek alumni yang berkarir di berbagai bidang, tentu saja kata beliau bahwa menghadirkan alumni-alumni (nara sumber) seperti ini memang bisa dikatakan sulit, mengingat keragaman profesi yang ditekuni, tetapi sebenarnya ini merupakan sebuah bukti nyata bahwa alumni IP mampu bersaing di dunia kerja serta mampu berproses untuk menemukan jati profesi yang betul-betul sesuai dengan bakat dan skill masing-masing, sehingga dalam berproses mampu menghasilkan sebuah kesuksesan. Dari berbagai pemaparan dari narasumber-narasumber sebelumnya tentu saja mampu memberikan masukan/feed back kepada Prodi IP bahwa berbagai hal yang sebaiknya perlu dilakukan sebagai bentuk pembekalan kepada para mahasiswa sebelum memasuki dunia kerja dan harapannya bisa dimasukkan ke dalam kurukulim. Di akhir pemaparan beliau mengemukakan bahwa memang ketika harapan terpenuhi, maka sudah bias dikatakan sukses.
Setelah pemaparan singkat dari masing-masing narasumber, maka dilanjutkan dengan diskusi dengan para peserta. Berbagai pertanyaan pun mulai bermunculan dari pihak peserta, seperti seperti program pra-lulus, kiat-kiat dalam berwira usaha, PNS sebuah solusi kah? Dan lain sebagainya. Disela-sela diskusi acara diselingi dengan Penandatangana MoU, antara Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang dihadiri langsung oleh kepala perpustakaan (M.Solihin Arianto, S.Ag., SIP., MLIS) dengan IKAIPI SUKA dalam hal ini oleh Ketua Umum (Supriyadi, SIP). Inti dari kerjasama tersebut adalah bagi alumni yang telah terdaftar (memiliki kartu anggota), maka berhak mendapatkan pelayanan serta memperoleh hak untuk memanfaatkan segala fasilitas di perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagaimana anggota perpustakaan pada umumnya, kecuali peminjaman koleksi. Perjanjian tersebut berlaku selama dua tahun dan dapat diperpanjang. Menurut kepala perpustakaan bahwa beliau sangat mengapresiasi kerjasama tersebut, karena hingga saat ini belum ada alumni dari prodi lain yang melakukan kerjasama dengan pihak perpustakaan selain IKAIPI SUKA ini, kemudian harapan beliau kedepan semoga kerjasama ini menjadi percontohan bagi ikatan keluarga prodi yang lain bias melakukan hal yang sama. Selanjutnya beliau juga berpesan bahwa kerjasama seprti ini sebaiknya diperluas, bukan hanya dalam lingkup sektoral kampus saja, tetapi idealnya bias keluar melakukan kerjasama dengan berbagai pihak, seperti pemerintah, toko buku dan lain sebagainya. Setelah acara Penandatangana MoU tersebut, selanjutnya dirangkaikan dengan acara launching kartu anggota IKAIPI SUKA yang natinya dapat menjadi tanda bukti otentik yang bias digunakan saat berkunjung ke perpustakaan, sehingga pada saat acara tersebut, panitia menerima pendaftaran bagi alumni yang ingin membuat kartu tanda anggota.
Setelah acara diskusi selesai, maka dilanjutkan dengan acara Penyerahan Cindera mata kepada para narasumber, cindera mata yang dipersembahakan kepada para narasumber merupakan sebuah kaligrafi karya dari Jogja Kaligrafi (M. Nursolikin), kemudian disusul penyerahan doorprize kepada para peserta yang telah ikut andil dalam diskusi, doorprize yang dipersembahkan kepada para peserta pun beragam, seperti jurnal FIHRIS dan buku The Keyword yang merupakan bentuk apresiasi dari Prodi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Selain itu ada T-Shirt, Mug dan Pin ekslusif dari Librarian Traveller dan berbagai macam lainnya. Setelah semua prosesi acara selesai sekitar pukul 12.00 WIB, kemudian disusul dengan Photo bersama, lalu dilanjutkan dengan pembacaan do’a.
Selanjutnya harapan atas terselenggaranya acara tersebut pada dasarnya untuk mempererat tali silaturrahmi, tercipta pola komunikasi yang baik dan persaudaraan yang kuat dan utuh antar sesama alumni, dengan prodi ilmu perpustakaan dan dengan mahasiswa, sehingga tercipta keluarga yang harmoni tanpa melihat latar belakang dan status yang selama ini menjadi momok. “Salam Pustakawan”.
Pemaparan yang kedua, disampaikan oleh Muh. Nursolikin, A.Md. beliau berprofesi selain menjadi pustakawan, menjadi guru sekaligus menjadi designer dan kaligrafher. Dalam pemaparaannya Bapak Solikin menyampaikan yang intinya bahwa dalam hal kebaikan, mencoba itu lebih baik daripada tidak pernah, takut untuk mencoba dapat melahirkan rasa penasaran yang berkepanjangan hingga berujung pada penyesalan. Memang hobbi beliau sewaktu kuliah adalah mengecat tembok, pernah juga bekerja sebagai pembantu yang mengecat rumah-rumah warga, sehingga terpikirkan oleh beliau bahwa ada baiknya belajar berkreasi, maka dimulailah melakukan kaligrafhi dan desain, hingga saat ini, beliau mampu membuktikannya, orderan kaligrafhi mulai berdatangan, selain itu beliau juga membuka kursus kaligrafhi dan desain. Pesan moral dari pemaparan beliau adalah tidak ada salahnya mencari pekerjaan tambahan kalau pekerjaan tersebut merupakan sebuah kegemaran bagi kita, dan bermanfat bagi orang lain, meski hal tersebut tidak diperoleh dari bangku kuliah dan itulah yang mampu membedakan antara kita dengan yang lainnya.
Pemaparan yang ketiga, disampaikan oleh Bapak Ari Suseno, dalam pemaparannya, beliau mencaritakan kisahnya sewaktu kecil yang sedikit memiliki kegemaran berbeda dengan anak-anak seusianya, beliau lebih senang mendengarkan radiao saat mengembala kambing, daripada bermail laying-layang atau kelereng. Dari kegemaran tersebut beliau kemudian berfikir bahwa menjadi seorang penyiar radio atau wartawan sepertinya menarik, bisa kemana-mana meliput berita kemudian menyiarkannya lewat radio. Dari kegemaran dimasa kecilnya itulah yang mengatarkannya hingga saat ini menjadi seorang penyedia jasa informasi di internet. Dari hobbi beliau membaca, menulis/mengetik hingga ng-blog. Berbagai konten informasi yang disajikan dalam website beliau, dari pengakuan mahasiswa yang hadir pada saat itu, website beliau merupakan website yang paling sering dikunjungi oleh mahasiswa dalam mencari materi untuk pembuatan tugas kuliah hingga mencari judul skripsi. Menjadi penyedia informasi merupakan pekerjaan yang baik, selain membantu ada proses pembelajaran yang lebih didalamnya, karena bagaimana kemampuan mencari dan mengolah informasi hingga bagaimana informasi tersebut dapat diperoleh orang yang membutuhkannya.
Pemaparan yang keempat, disampaikan oleh Bapak Sugeng Kurniawan, SIP. dalam pemaparannya, beliau menceritakan kisah hidupnya ketika masih menjadi mahasiswa yang memang senang menggeluti dunia bisnis, mulai dari jualan pulsa, tissue dan sebaganya. Beliau juga menceritakan bahwa untuk langkah awal dalam membangun jiwa pembisnis sebenarnya dimulai dari cara menawarkan produk kepada teman sendiri, itu merupakan sebuah proses. Kalau mau dibilang melenceng dari ilmu yang didapat di bangku kuliah, tidak serta merta bisa dikatakan demikian, kata beliau. Lebih lanjut dijelaskan bahwa masih ada yang bisa digunakan, missal pengalaman ketika melakukan presentasi di kelas, menjalani proses birokrasi kampus, negosiasi dengan teman atau dosen dan lain sebagainya itu hal yang paling utama yang digunakan dalam dunia bisnis, kalau dari segi kelilmuan memang iya, tapi dari segi teknis masih ada yang bisa digunakan. Dengan begitu beliau sadar bahwa menggeluti usaha diluar jalur keilmuan saja masih ada beberapa hal yang bisa digunakan, apalagi kalo kita menggeluti sebuah profesi yang betul-betul sesuai dengan keilmuan, maka alangkah ruginya jika tidak dimaksimalkan ilmu itu. Sehingga akhir pemaparan belaiu berpesan bahwa berkarir di luar disiplin kelimuan bukanlah hal yang mustahil, yang penting ada kemauan, kemampuan dan kesanggupan untuk melakukannya, maka lakukanlah karena kesempatan itu terjadi hanya sekali seperti halnya dengan hidup.
Pemaparan yang kelima, disampaikan oleh Ibu Sri Rohyanti Zulaikha. dalam pemaparannya, beliau menjelaskan bahwa sebagai seorang “IBU” (Kaprodi IP), secara pribadi merasa berbangga hati melihat prospek alumni yang berkarir di berbagai bidang, tentu saja kata beliau bahwa menghadirkan alumni-alumni (nara sumber) seperti ini memang bisa dikatakan sulit, mengingat keragaman profesi yang ditekuni, tetapi sebenarnya ini merupakan sebuah bukti nyata bahwa alumni IP mampu bersaing di dunia kerja serta mampu berproses untuk menemukan jati profesi yang betul-betul sesuai dengan bakat dan skill masing-masing, sehingga dalam berproses mampu menghasilkan sebuah kesuksesan. Dari berbagai pemaparan dari narasumber-narasumber sebelumnya tentu saja mampu memberikan masukan/feed back kepada Prodi IP bahwa berbagai hal yang sebaiknya perlu dilakukan sebagai bentuk pembekalan kepada para mahasiswa sebelum memasuki dunia kerja dan harapannya bisa dimasukkan ke dalam kurukulim. Di akhir pemaparan beliau mengemukakan bahwa memang ketika harapan terpenuhi, maka sudah bias dikatakan sukses.
Setelah pemaparan singkat dari masing-masing narasumber, maka dilanjutkan dengan diskusi dengan para peserta. Berbagai pertanyaan pun mulai bermunculan dari pihak peserta, seperti seperti program pra-lulus, kiat-kiat dalam berwira usaha, PNS sebuah solusi kah? Dan lain sebagainya. Disela-sela diskusi acara diselingi dengan Penandatangana MoU, antara Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang dihadiri langsung oleh kepala perpustakaan (M.Solihin Arianto, S.Ag., SIP., MLIS) dengan IKAIPI SUKA dalam hal ini oleh Ketua Umum (Supriyadi, SIP). Inti dari kerjasama tersebut adalah bagi alumni yang telah terdaftar (memiliki kartu anggota), maka berhak mendapatkan pelayanan serta memperoleh hak untuk memanfaatkan segala fasilitas di perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagaimana anggota perpustakaan pada umumnya, kecuali peminjaman koleksi. Perjanjian tersebut berlaku selama dua tahun dan dapat diperpanjang. Menurut kepala perpustakaan bahwa beliau sangat mengapresiasi kerjasama tersebut, karena hingga saat ini belum ada alumni dari prodi lain yang melakukan kerjasama dengan pihak perpustakaan selain IKAIPI SUKA ini, kemudian harapan beliau kedepan semoga kerjasama ini menjadi percontohan bagi ikatan keluarga prodi yang lain bias melakukan hal yang sama. Selanjutnya beliau juga berpesan bahwa kerjasama seprti ini sebaiknya diperluas, bukan hanya dalam lingkup sektoral kampus saja, tetapi idealnya bias keluar melakukan kerjasama dengan berbagai pihak, seperti pemerintah, toko buku dan lain sebagainya. Setelah acara Penandatangana MoU tersebut, selanjutnya dirangkaikan dengan acara launching kartu anggota IKAIPI SUKA yang natinya dapat menjadi tanda bukti otentik yang bias digunakan saat berkunjung ke perpustakaan, sehingga pada saat acara tersebut, panitia menerima pendaftaran bagi alumni yang ingin membuat kartu tanda anggota.
Setelah acara diskusi selesai, maka dilanjutkan dengan acara Penyerahan Cindera mata kepada para narasumber, cindera mata yang dipersembahakan kepada para narasumber merupakan sebuah kaligrafi karya dari Jogja Kaligrafi (M. Nursolikin), kemudian disusul penyerahan doorprize kepada para peserta yang telah ikut andil dalam diskusi, doorprize yang dipersembahkan kepada para peserta pun beragam, seperti jurnal FIHRIS dan buku The Keyword yang merupakan bentuk apresiasi dari Prodi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Selain itu ada T-Shirt, Mug dan Pin ekslusif dari Librarian Traveller dan berbagai macam lainnya. Setelah semua prosesi acara selesai sekitar pukul 12.00 WIB, kemudian disusul dengan Photo bersama, lalu dilanjutkan dengan pembacaan do’a.
Selanjutnya harapan atas terselenggaranya acara tersebut pada dasarnya untuk mempererat tali silaturrahmi, tercipta pola komunikasi yang baik dan persaudaraan yang kuat dan utuh antar sesama alumni, dengan prodi ilmu perpustakaan dan dengan mahasiswa, sehingga tercipta keluarga yang harmoni tanpa melihat latar belakang dan status yang selama ini menjadi momok. “Salam Pustakawan”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar