Selasa, 25 November 2014

Belajar Merawat Si Buku

      



      Setiap manusia, pasti mengenal atau memiliki yang namanya cinta, [Cieee…^_^]. Untuk urusan cinta, biasanya manusia siap melakukan apa saja atau siap menerima konsekwensi apapun untuk hal-hal/sesuatu yang dicintainya [asseek]. Disini saya mencoba mengajak para pembaca (yang cantik-cantik dan ganteng-ganteng ini) untuk menyamakan persepsi terlebih dahulu, yaitu pembahasan ini mengarah kepada cinta yang terkait dengan koleksi buku. Bukan persoalan cinta kepada pasangan atau lawan jenis [he.he.he, sorry bray..].

      Bagi kita-kita nih, pasti mengenal dan paling tidak memiliki koleksi buku yang disimpan di tempat tinggal masing-masing, sedikit banyaknya bukan masalah. Nah, mengoleksi atau memiliki buku merupakan salah satu bukti bahwa kita punya perhatian dan ketertarikan (baca: cinta) kepada buku-buku yang dikoleksi tersebut, karena kenapa? Ya… buktinya masih disimpan, kalo gak suka atau gak diperhatikan pastinya dia (buku) sudah “minggat” dari rumah [entah dijual atau digimanaain gitu, he.he.he]. Ok, kita kembali ke masalah buku tadi, bukan ke rumah. Bagi kalangan para pecinta buku misal dosen, peneliti, ilmuan, mahasiswa tentunya, bisa dipastikan bahwa kalangan seperti ini akan siap melakukan berbagai macam cara agar koleksi buku-buku mereka tetap dalam kondisi baik [ehemm..,cinta sejati nih sob]. Perlu diketahui, bahwa seperti halnya manusia buku juga punya musuh [musuh abadi po piye, he.he], tentu saja musuh yang dimaksud disini adalah musuh alamiah seperti debu, suhu, rayap dan sinar matahari.

     Agar buku yang kita koleksi dapat terhindar dari berbagai musuh tersebut di atas, maka langkah apa saja sih yang perlu dilakukan atau dalam bahasa Jawa ”tur, Aku kudu piye dab”. Nah agar buku dapat terhindar dari debu, beberapa cara dapat dilakukan, antara lain :

1. Bersihkan buku dengan kemoceng, jagan lupa membersihkan bagian punggung buku karena bagian inilah yang tampak jelas dari rak buku.

2. Bersihkan buku dengan lap kering, jika debu yang menempel cukup tebal, bias membasahi sedikit kain lap tersebut lalu dilap secar perlahan.

3. Membuka-buka buku per-halaman

4. Lakukan penyedotan menggunakan vaccum cleaner.

Gampang kan caranya, nah biar gak kenapa-napa pas lagi memberantas si debu, ada tipsnya nih, [kasih tahu nggak ya...]. cekidot.

*Pertama, jika alergi terhadap debu, maka sebaiknya menggunakan perlengkapan khusus yang dapat menghindarkan anda dari resiko terkena debu [bukan melarikan diri loh ya..]. Misalnya menggunakan sarung tangan, masker, kaca mata plastic bening [jangan yang lensa hitam, he.he], slayer untuk menutupi kepala atau memakai topi [biar ente kelihatan keren, he.he].

*Kedua, ketika akan menyedot debu, sebaiknya dilakukan pada waktu pagi hari, karena udara dari luar ruangan yang dihirup masih relative segar, sedangkan jika siang atau sore hari tingkat kejernohannya sudah berkurang atau jenuh [bukan bosan, he.he] karena sudah terkontaminasi dengan polusi.

*Ketiga, pilihlah alat penyedot debu yang pas digenggam dan tidak terlalu berat [nanti repot banget bray].

*Keempat, biasakan untuk langsung mencuci tangan atau langsung mandi agar badan bebas dari sisa-sisa debu yang menempel.

*Kelima, bias dipastikan semoa koleksi buku-buku merasa bahagia dan anda pun legaa..

Nah, gampangkan caranya, semoga tulisan sederhana ini bisa memberikan pencerahan.

-Sumber inspirasi (tips) : Majalah Seri Rumah Ide : “Home Library”, Edisi 1/III. Gramedia. Hlm.34-35. Tahun 2007.
-Sumber gambar : http://cdn.kaskus.com/images/2014/03/24/6118503_20140324112552.jpg
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar