Senin, 24 November 2014

Fakta Sejarah tentang Media Tulis: Regenerasi catatan memori pengetahuan manusia dari masa ke masa

    
    Jika mendengan istilah atau ungkapan tentang tulisan, maka hal pertama yang muncul di benak kita adalah media tulis tersebut, misalnya wujud medianya berupa kertas yang dikemas dalam bentuk koran, majalah, buku, dsb hingga format digital/elektronik. Tentu saja dari berbagai media tulisan tersebut tak lepas dari berbagai macam perubahan format atau bentuk medianya seiring perkembangan zaman. Berikut ini penulis mencoba menguraikan jenis media tulis manusia sepanjang sejarah.

1. Papyrus (4.000 SM)
Kertas papyrus terbuat dari tanaman air daun alang-alang (Cyperus Papyrus). Bentuknya merupakan gulungan, dan bentuk awal buku atau buku kuno ini masih dipakai hingga tahun 300 Masehi. Tulisan hierogtif yang diperkenalkan oleh bangsa Mesir Kuno dengan bentuk hurufnya berupa gambar-gambar atau tulisan pada batu dan kertas papyrus. Selain itu, bangsa Romawi juga memanfaatkan papyrus untuk membuat tulisan. Panjang gulungan papyrus tersebut erkadang hingga puluhan meter, terbukti di British Museum di London terdapat naskah berbahan papyrus yang panjang gulungannya mencapai 40,5 Meter.

2. Perkamen/Pergamenum (654-690 Masehi)
Orang-orang di Timur Tengah menggunakan kertas kulit dari domba. Tes karbon-14 menunjukkan beberapa perkamen berasal dari tahun 645-690 sesudah masehi, perkamen lebih kuat inilah bentuk awal dari dari buku yang berjilid.

3. Codex
Pada awal abad pertengahan, gulungan papyrus digantikan oleh lembaran kulit domba terlipat yang dilindungi oleh kayu yang keras disebut codex. Codex merupakan bahasa Latin untuk “buku”, merupakan nenek moyang buku modern. Codex terdiri dari lembaran papyrus dan perkamen yang dibundel, ditumpuk dan dijahit.

4. Kertas (105 Masehi)
Pada tahun 105 Masehi, Ts’ai Lun, seorang Cina di Tiongkok telah menciptakan kertas dari bahan serat yang disebut “hennep”. Penemuan tersebut mengantarkan bangsa Cina mengalami kemajuan.

5. Buku
Semua penemuan yang menakjubkan tersebut telah menjadikan buku-buku sekarang ini mudah untuk dicetak dengan sangat cepat, dijilid dengan sangat bagus, serta hasil cetakan dan desain yang sangat bagus pula. Tak mengherankan bila sekarang ini kita mendapati berbagai macam buku terbit silih berganti dengan penampilan yang semakin menarik.

6. Buku Elektronik
Buku elektronik atau e-book merupakan buku digital versi elektronik dari buku, berisikan informasi digital yang juga berwujud teks atau gambar.

        Sebagai tindak lanjut dari penemuan kertas, penemuan mesin cetak pertama kali merupakan tahap perkembangan selanjutnya yang sangat signifikan dari dunia perbukuan. Penemu mesin cetak pertama bernama Johanes Gensleich Zur Laden Zum Gutenberg, merupakan seorang berkebangsaan Jerman. Di Cina dan Jepang, perubahan bentuk buku gulungan menjadi buku berlipat yang diapit sampul berlangsung lebih cepat dan lebih sederhana. Bentuknya seperti lipatan-lipatan kain korden. Buku-buku kuno itu semuanya ditulis tangan. Awalnya yang banyak diterbitkan adalah kitab suci, seperti Al-Qur’an yang dibuat dan ditulis tangan. Di Indonesia sendiri, pada zaman dahulu juga dikenal buku kuno yang ditulis di atas daun lontar, yang kemudian dijilid membentuk sebuah buku. Di era modern seperti sekarang ini, teknik cetak yang lebih sempurna dengan adanya mesin cetak offset yang ditemukan pada pertengahan abad ke-20.
Melihat adanya berbagai perkembangan tersebut, maka Sungguh sangat ironi jika kita yang hidup di zaman serba modern ini masih malas membaca, semuanya serba mudah, dan serba mungkin."membaca itu asyik".


Sumber Inspirasi : EYD Magz #1 Mei 2013, Hlm. 18-19.
Sumber gambar : http://fc01.deviantart.net/fs71/i/2013/327/6/9/papyrus___personal_use_on...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar