Senin, 01 Desember 2014

The Success Story of Mr. Purwoko, MA

    
       Mas Pur (nama akrabnya), Adalah tipe orang yang seadanya dalam berpakaian waktu kuliah, seperti asal sekedar memenuhi syarat (baju/kaos berkerah), model belajar unik dan suka pinjam catatan teman ketika akan ujian adalah karakter yang menghiasi estapeta perjalanan hidup beliau saat menjadi seorang mahasiswa. Meninggalkan tanah kelahiran sejak tahun 2000 sebagai mahasiswa yang indekos. Setelah menikah pernah tinggal di Sorogenen 2 Kalasan Sleman dan sejak Februari 2012 pindah rumah ke kawasan Candi Sambisari, Kalasan Sleman. Beliau warga asli dari Ngliparkidul, Nglipar, Gunungkidul Yogyakarta. Saat ini, beliau selain bekerja sebagai pengelola perpustakaan, juga bergabung dalam komunitas pengembang SLiMS (SDC) (http://slims.web.id).
      Saat mengenyam pendidikan sebagai seorang mahasiswa, beliau mengawali di jurusan Ilmu Komputer di UAD (Univesitas Ahmad Dahlan) Yogyakarta. Namun karena tak betah dengan mata kuliah Fisika dan Matematika maka beliau putuskan untuk keluar (hanya bertahan 1 semester). Setelah keluar dari universitas tersebut (sekitar awal tahun 2001) kemudian beliau melancong selama 3 bulan ke Jakarta (daerah Gandul, Depok) mengikuti paman yang menjadi tukang batu selama dua bulan. Kecintaan beliau terhadap Jogja dan iklim akademik membuat beliau pulang menjelang UMPTN dan mendaftar di D3 Ilmu Perpustakaan UGM (Universitas Gadjah Mada). Selepas lulus dari D3 Ilmu Perpustakaan UGM, beliau mengawali karirnya dengan magang kerja di Perpustakaan FISIPOL UGM sekitar bulan April tahun 2004. Dalam catatan sejarah beliau menyebutkan bahwa untuk diterima magang peserta ujian harus membuat rencana strategis perpusakaan yang akan dilamar (Fisipol UGM). Ketika diterima magang di perpustakaan tersebut, beliau bersama seorang teman kerja sempat berkelakar dengan ucapan "berapa lama kita akan di sini?". Dari kelakaran tersebut membuat penulis mencoba memahami makna dibalik ungkapan beliau tersebut. Ungkapan yang multy-tafsir tersebut bisa bermakna lama bekerja, betah atau tidak, bertahan atau bahkan mundurdan sebagainya.
    Di perpustakaan inilah beliau belajar ilmu perpustakaan yang sesungguhnya. Kenapa? karena di perpustakaan tersebut beliau disuguhi berbagai pekerjaan kepustakawanan secara serius. Sebelumnya beliau pernah diminta mengurusi perpustakaan lembaga mahasiswa, namun sepertinya (menurut beliau) tak begitu serius. Kegiatan/pekerjaan yang dimaksudkan seperti membuat buku induk, memindah metadata ke worksheet sekaligus menyusunnya, diberi tanggungjawab kerapihan rak buku, menjaga tas pengunjung, fotokopi pesanan mahasiswa, menjadi petugas bagian referensi, sampai bersama-sama ikut membersihkan perpustakaan pernah beliau lakukan. Berbagai eksperiment (baca: percobaan) beliau pun lakukan di perpustakaan, dan hasilnya pun kelihatan, misalnya sebuah komputer rusak karena sering di-otak-atik dalam berbagai percobaan beliau. Pada masa awal bekerja, beliau mengambil langkah awal, yaitu ingin tahu lebih banyak tentang jurusan tempat beliau bekerja, misalnya dengan cara searching dan bahkan semangat mencari tahu itu sampai menggiring beliau mencari mailing-list dosen di jurusan ini. Akhirnya beliau pun menemukannya. Dari sanalah beliau mendapatkan banyak informasi tentang dosen-dosen muda yang sedang menyelesaikan program doktor di luar negeri. Beliau mencoba menyapa dosen-dosen ini (membangun komunikasi dan jaringan).
      Setelah magang di Perpustakaan Fisipol UGM selama tiga bulan lamanya, kemudian beliau diterima bekerja di Perpustakaan FT UGM dan ditempatkan di Perpustakaan Jurusan Teknik Geologi UGM mulai 1 Juli 2004. Pada saat bekerja di perpustakaan ini pula beliau mendapat kesempatan ikut bertugas di Stasiun Lapangan Geologi Bayat Klaten. Melihat apa yang dilakukan mahasiswa Geologi lebih dekat. Kesempatan pertama mendapatkan projek membuat web juga beliau alami di sini. Web Intenasional Fieldwise Seminar (fws.ugm.ac.id - sudah tak aktif) beliau kerjakan bersama seorang rekannya. Keahliah terhadap teknologi informasi itu jugalah yang mengantarkan beliau menjadi salah satu developer software otomasi perpustakaan SLiMS (Senayan Library Management System) dan dipercayakan menjadi lead developer tahun 2013-2014. Keaktivan beliau sebagai seorang pengembang SLiMS, membuat beliau semakin sibuk dalam beraktivitas, seperti mengadakan pelatihan rutin dengan teman-teman komunitas yang dikenal dengan istilah “Sinawu Bareng”. Kegiatan pelatihan otomasi, konsultasi yang dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, seperti pustakawan, mahasiswa dan pemerhati perpustakaan. Selain itu, juga diminta mengelola web jurusan, membangun web perpustakaan serta membuatkan web seorang staf, kehangatan hubungan dengan karyawan dan dosen juga beliau alami selama bekerja sebagai seorang pustakawan hingga saat ini.
Ketika ada 2 slot pegawai honorer SK Rektor UGM di jurusan ini kosong. Ketika itu ada 1 staf yang meninggal dan 1 mengundurkan diri. Dari dua slot itu, satu slot diberikan kepada beliau untuk menggantikan. Sehingga ketika rekan pustakawan seangkatan beliau di FT UGM masih SK Dekan, beliau pun sudah mendapatkan SK Rektor. Sangat beruntung pula, karena manajemen jurusan terbuka pada perubahan dan mendorong staf untuk maju. Akhirnya beliaupun memutuskan untuk melanjutkan S-1 jurusan Ilmu Perpustakaan di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada tahun 2005 dan lulus pada tahun 2007. Setelah lulus S-1, keberuntungan berikutnya beliau dapatkan. Edaran kesempatan mendapatkan beasiswa studi lanjut dari UGM berpihak pada staf honorer. UGM membuka kesempatan bukan hanya untuk PNS, namun honorer dengan masa kerja minimal 5 tahun pun diperbolehkan ikut memperebutkan beasiswa. Akhirnya beliaupun mendaftar. Pada proses ini banyak pihak di Jurusan Teknik Geologi UGM yang berbaik hati pada beliau dan membantu proses administrasi. Beasiswa S2 tersebut beliau anggap sebagai anugrah besar yang jika ukur dengan uang, beliau rasa lebih besar daripada selisih gaji dan selisih kenyamanan sebagaimana yang pertama kali beliau duga daripada rekan yang ditempatkan di perpusakaan jurusan lain di FT UGM. Allah memberikan kemudahan. Perpustakaan Teknik Geologi UGM menjadi tempat berproses kedua beliau dalam hal kepustakawanan dan kepribadian. Mulai dari pematangan mental, ujian moral, emosi, serta keterampilan berkaitan dengan perpustakaan baik soft maupun hardskill. Misalnya mahasiswa di Jurusan ini, terutama mahasiswa pascasarjananya berasal dari berbagai negara ASEAN. Maka kemampuan bahasa inggris untuk melayani mereka menjadi wajib. Kami akhirnya bersepakat, bahwa selain untuk melayani mahasiswa asing ini, kita juga bisa memanfaatkan keberadaan mereka untuk belajar bahasa inggris. Maka kami memberlakukan "english day" di perpustakaan. Mahasiswa dihimbau berbicara dengan bahasa inggris ketika berinteraksi di perpustakaan. Meski hasil TOEFL beliau tak begitu tinggi, namun tingkat percaya diri kami (pengelola perpusakaan) naik. Kebijakan lain juga pernah beliau kerjakan, seperti ikut mendapat jatah jaga gedung. Ketika itu untuk jaga gedung pada hari libur (malam dan siang) dibebankan pada staf. Di tempat lain mungkin ini berat. Ketika mendapat tugas ini justru dapat digunakan untuk bisa saling lebih mengenal antar staf. Ikatan emosional dengan kawan lainpun akhirnya beliau rasakan bisa lebih baik lagi.
      Tepat pada hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2012 beliau diminta pindah ke Perpustakaan FT UGM. Tahun pertama, beliau gunakan untuk menata SDM dengan sebaik-baiknya serta beberapa percobaan kegiatan sebagai pengganti kegiatan sirkulasi yang selama sebelumnya menjadi tumpuan utama dan bahkan satu-satunya. Tahun kedua, beberapa kegiatan perpustakaan mulai dirapihkan dengan jadwal yang lebih teratur. Workshop atau lokakarya, beliau akui menjadi kegiatan khas utama di perpustakaan ini. Pada tahun 2014 sampai bulan Mei (lebih kurang 5 bulan), perpustakaan telah menyelenggarakan 40-an kelas workshop. Mulai awal tahun kami membuka workshop tanpa biaya dengan materi Mendeley, Zotero, Prezi dan X-Mind. Untuk Mendeley, kami telah tembus sebagai Mendeley Advisor sehingga dalam penyelenggaraan workshop kami mendapat dukungan dari Mendeley.org. Lumayan, kami mendapatkan blocknote, pena, marker, kaos, laser pointer, post-it paper dari Mendeley Amsterdam untuk dibagikan kepada peserta workshop. Layanan membantu pencarian artikel bagi yang kesulitan juga meningkat. Seorang alumni yang ada di Belanda bahkan juga terang-terangan berminat membantu. Perbaikan website, pengayaan informasi pada web, membangun aplikasi pendukung (LibX), sosialisasi berbagai layanan juga lebih baik dibanding tahun sebelumnya. Kegiatan dengan mahasiswa, penggunaan jejaring sosial untuk masuk ke komunitas mahasiswa, "menjual" perpustakaan FT kepada pemustaka dari luar FT UGM juga menunjukkan grafik meningkat. Mengenalkan perpustakaan FT UGM bagi mahasiswa/civias non FT UGM menjadi salah satu misi beliau. Perpustakaan FT UGM harus dapat menempatkan diri ditengah-tengah warga UGM, tidak hanya warga FT UGM. Selanjutnya, meski beberapa kegiatan mulai menampakkan hasil, pekerjaan rumah terkait positioning perpustakaan belum muncul. Sambil belajar, beliau menemukan konsep research library. Bagi beliau, ini menarik untuk dijadikan brand perpustakaan. Segala yang dilakukan selama ini dapat dikumpulkan dan dirumuskan menjadi konsep research library, dan pustakawannya harus memenuhi kualifikasi research librarian. Tahun ke-3 semestinya dimulai dari Mei 2014 ini. Masih ada 6 bulan sampai akhir tahun. Masih ada banyak hal yang harus dilakukan oleh beliau. Target tahun 2014 harus dikejar terlebih dahulu dan berikutnya tahun 2015 dan seterusnya.
        Dari perjalanan hidup beliau dalam berkarir, maka banyak sekali hal-hal yang tentunya bias kita jadikan sebagai bahan renungan, motivasi dan bahan inovasi, mengingat eksistensi seorang pustakawan di era modern seperti ini sangat berpengaruh dan dibutuhkan, semuanya akan kembali ke pertanyaan di atas,.. “berapa lama kita akan di sini?”. terima kasih Mas Purwoko atas motivasimu, jejak karirmu ini patut untuk diteladani.
     Demikian lah sekilas success story yang penulis sampaikan, beliau berpesan : “Untuk rekan pustakawan yang merasa ditempatkan di perpustakaan yang kurang bagus, jangan sesali. Namun justru tempat itu akan menjadi wahana luas berproses, menempa serta menguji kemampuan”. Intinya, pustakawan itu keren..!
*Silakan dikontak via tamanjiwa@gmail.com, atau twitter @maspurwoko, atau http://mustoko.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar